Malik Musa Teken MoU dengan Diradja Melayu Kampar, Aceh Siap Jadi Magnet Investasi

Pekanbaru – Ketua Muhammadiyah Aceh, Abdul Malik Musa, SH., M.Hum., terus menunjukkan konsistensi dalam perjuangannya membangun Aceh melalui jejaring internasional.

Usai menghadiri sejumlah agenda penting di Bali dan Jakarta, kali ini ia memenuhi undangan Diradja Melayu Air Tiris di Pekanbaru, Riau, Kamis (23/9/2025).

Bacaan Lainnya

Dalam kesempatan tersebut, Malik Musa menerima anugerah kehormatan dari PYM H. Muhammad Yunus, keturunan Diraja Air Tiris Riau, sekaligus menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) kerja sama strategis antara Muhammadiyah Aceh dan Diradja Airtritis Melayu Kampar.

Penandatanganan MoU berlangsung di Istana Hinggab Darul Rahmad, Pekanbaru, dan dihadiri tokoh-tokoh penting dari kedua belah pihak.

Kesepakatan ini menitikberatkan pada kerja sama di bidang investasi di Provinsi Aceh serta berbagai program yang saling menguntungkan, dengan harapan membuka peluang besar bagi pengembangan ekonomi dan peradaban Islam di kawasan serantau.

Menurut Malik Musa, langkah ini merupakan bagian dari upaya panjang untuk menempatkan Aceh sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dan budaya Islam di Asia Tenggara.

“Aceh memiliki sejarah, potensi, dan posisi strategis. Dengan jejaring yang kita bangun hari ini, kita membuka jalan investasi yang bermanfaat bagi masyarakat Aceh sekaligus memperkuat hubungan persaudaraan Islam,” ungkapnya.

Dalam naskah MoU yang diteken, disepakati bahwa kesepahaman ini berlaku tanpa batas waktu, sehingga dapat dimanfaatkan sesuai kebutuhan di masa mendatang.

Kerja sama ini juga dipandang sebagai momentum bersejarah yang menegaskan peran Muhammadiyah Aceh tidak hanya pada ranah dakwah dan pendidikan, tetapi juga dalam membangun fondasi ekonomi umat secara global.

Perjalanan maraton Abdul Malik Musa dari Bali, Jakarta, hingga Pekanbaru, semakin memperlihatkan kesungguhannya melobi dan menjalin kemitraan demi masa depan Aceh.

Dengan kerja sama lintas wilayah ini, diharapkan lahir peluang investasi baru yang mampu memperkuat kemandirian ekonomi dan menyejahterakan masyarakat Aceh dalam jangka panjang. (*)

Pos terkait