Aceh Jaya – Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya mulai merancang strategi baru untuk mengantisipasi banjir tahunan yang kerap melanda wilayah pesisir barat Aceh.
Rencana tersebut dibahas dalam Rapat Koordinasi Mitigasi Bencana yang dipimpin oleh Wakil Bupati Aceh Jaya, Muslem D, S.E., bersama Tenaga Ahli Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Brigjen TNI M. Syech Ismet, S.E., M.Han, di ruang kerja Wakil Bupati, Rabu (22/10/2025).
Rapat tersebut turut dihadiri oleh Plt. Sekretaris Daerah Juanda, S.Pd.I., M.Pd., serta Kepala Pelaksana BPBK Aceh Jaya, AG Suhadi
Diskusi berlangsung intens membahas langkah-langkah teknis untuk memperkuat sistem mitigasi, mulai dari peningkatan sistem peringatan dini, sinkronisasi data kebencanaan, hingga penguatan kapasitas masyarakat di wilayah rawan banjir.
Wakil Bupati Muslem D menegaskan bahwa pendekatan penanggulangan bencana di Aceh Jaya tidak boleh lagi bersifat reaktif atau sekadar tanggap darurat.
Menurutnya, pemerintah daerah harus mampu bekerja berdasarkan data, analisis risiko, dan sistem pencegahan yang terukur.
“Kita tidak bisa lagi menunggu banjir datang untuk bertindak. Pemerintah harus hadir dengan sistem berbasis pencegahan, memetakan potensi risiko, dan memastikan kesiapan di setiap tingkatan pemerintahan,” ujar Muslem.
Ia menyebutkan bahwa hampir seluruh kecamatan di Aceh Jaya memiliki wilayah dengan tingkat kerentanan tinggi terhadap banjir.
Faktor topografi, sedimentasi sungai, dan curah hujan ekstrem menjadi penyebab utama meluapnya aliran sungai yang berdampak pada permukiman warga dan lahan pertanian.
Sementara itu, Brigjen TNI M. Syech Ismet menekankan pentingnya sinkronisasi antara data kebencanaan daerah dengan sistem nasional BNPB guna mempercepat pengambilan keputusan di lapangan.
“BNPB berkomitmen membantu Aceh Jaya memperkuat sistem mitigasi, baik melalui asistensi teknis, pembaruan peta risiko, maupun pelatihan bagi petugas lapangan dan relawan,” ujarnya.
Selain itu, BNPB juga mendorong Pemkab Aceh Jaya untuk mengembangkan sistem informasi berbasis digital guna memantau kondisi cuaca, debit sungai, serta laporan masyarakat secara real time. Dengan sistem tersebut, peringatan dini dapat disampaikan lebih cepat dan tepat sasaran.
Muslem menambahkan, hasil koordinasi itu akan segera ditindaklanjuti dengan rapat lintas dinas serta melibatkan para camat di seluruh wilayah Aceh Jaya.
“Tujuannya agar setiap wilayah memiliki rencana kontinjensi sendiri, bukan hanya menunggu bantuan dari kabupaten,” katanya.
“Kita ingin setiap kecamatan punya protokol siaga banjir yang jelas — siapa berbuat apa, kapan, dan dengan sumber daya apa. Itu kuncinya agar masyarakat lebih siap menghadapi bencana,” tambahnya.
Langkah koordinatif ini diharapkan menjadi titik awal menuju sistem mitigasi bencana yang lebih adaptif, berkelanjutan, dan berfokus pada keselamatan masyarakat di seluruh Kabupaten Aceh Jaya. (*)