Biruen – Kantor Kementerian Agama (Kakankemenag) Kabupaten Bireuen dan Pengurus Daerah Ikatan Penyuluh Agama Islam (PD IPARI) Kabupaten Bireun adakan Pelatihan Pembuatan Konten Kreatif untuk Dakwah di Media Sosial bagi 40 Penyuluh Agama Islam (PAI), di Kantor Kemenag Bireuen, Jumat, 7 Februari 2025.
Kasubbag Kankemenag Bireuen, H. Rifal Fauzal, S.H., mengatakan penyuluh agama harus adaptif mengikuti perkembangan zaman agar dakwah relevan dan mudah diterima masyarakat.
“Media sosial hari ini bukan sekadar tempat hiburan, tetapi juga ladang dakwah yang luas. Jika kita tidak masuk ke sana dengan konten yang baik, maka akan ada pihak lain yang mengisi ruang itu dengan hal yang belum tentu bermanfaat. Penyuluh harus siap, kreatif, dan inovatif,” tegasnya saat buka acara.
Kasi Bimas Islam Kankemenag Bireuen, Iskandar, S.H.I., mengingatkan pentingnya dakwah santun dan persuasif di dunia digital. Dakwah di media sosial bukan sekadar menyampaikan ayat dan hadis, tetapi juga harus menyentuh hati audiens dengan cara bijak, menarik, dan tidak konfrontatif.
“Kita ingin dakwah membawa kesejukan, bukan perpecahan,” pesannya.
Pelatihan ini semakin berkualitas dengan kehadiran instruktur profesional, Dewi Riyanti, S.T., yang merupakan pimpinan Metric School, sebuah lembaga yang fokus pada pengembangan keterampilan digital. Dewi Riyanti memberikan wawasan tentang strategi dakwah digital yang efektif.
“Membuat konten dakwah di media sosial tidak hanya soal menyampaikan pesan, tetapi juga memahami algoritma, membangun engagement, serta menggunakan visual yang menarik agar pesan tersampaikan dengan maksimal,” ujarnya dalam sesi pelatihan.
Para peserta diberikan materi seputar teknik produksi konten, strategi membangun audiens, hingga praktik desain menggunakan Canva serta mengedit video dakwah dengan CapCut. Dengan aplikasi ini, para penyuluh diajarkan membuat konten yang menarik secara visual, sehingga mudah diterima oleh audiens di platform digital seperti Instagram, TikTok, dan YouTube.
“Canva mempermudah siapa saja untuk membuat desain tanpa harus menjadi desainer grafis, sementara CapCut adalah aplikasi yang bisa membuat video dakwah lebih hidup dengan efek dan transisi yang menarik,” jelas Dewi Riyanti.
Selain itu, peserta juga mendapatkan beragam ide kreatif untuk konten dakwah, seperti konten motivasi islami, ceramah singkat, tanya jawab keislaman, kisah inspiratif, hingga konten edukatif berbasis hadis dan ayat Al-Qur’an. Tak hanya pelatihan, momentum ini semakin istimewa dengan peluncuran Buletin Uswah edisi perdana. Buletin ini merupakan inisiatif Ikatan Penyuluh Agama Republik Indonesia (IPARI) Bireuen, dengan mengusung motto Lebih Dekat dengan Umat.
Ketua IPARI Bireuen, Drs. Muzakir, menyampaikan bahwa Buletin Uswah hadir sebagai media komunikasi dan inspirasi bagi masyarakat, sekaligus wadah bagi penyuluh untuk berbagi wawasan keislaman dan informasi keagamaan secara lebih luas.
“Kami ingin penyuluh semakin aktif dalam literasi dakwah. Tidak hanya berbicara di mimbar, tetapi juga menulis dan menyebarkan ilmu melalui berbagai media, termasuk buletin ini,” ungkapnya.
Mawardi, sebagai panitian pelaksana dalam pernyataannya mengungkapkan agar pelatihan ini dapat menjadi titik awal bagi para penyuluh untuk lebih percaya diri dalam berdakwah di dunia digital.
“Kami ingin para penyuluh tidak hanya memahami materi dakwah, tetapi juga menguasai teknik penyampaian yang menarik di media sosial. Karena sejatinya, dakwah yang baik bukan hanya yang benar isinya, tetapi juga tepat cara penyampaiannya,” ujarnya.
Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan para penyuluh agama di Bireuen mampu menjadi garda terdepan dalam menyebarkan kebaikan melalui konten-konten kreatif di dunia digital, sekaligus mengukuhkan peran mereka sebagai penyuluh yang modern, inovatif, dan tetap berpijak pada nilai syariat.