Bupati Aceh Jaya Buka Festival Literasi 2025 dan Kukuhkan Bunda Literasi Kabupaten

Aceh Jaya – Bupati Aceh Jaya, Safwandi, S.Sos., M.A.P., membuka secara resmi Festival Literasi 2025 sekaligus mengukuhkan Ny. Desi Maulidar, S.E., sebagai Bunda Literasi Kabupaten Aceh Jaya. Kegiatan berlangsung di halaman Kantor Dinas Perpustakaan dan Arsip (Disarpus) Aceh Jaya pada Senin (25/8/2025).

Turut hadir dalam kegiatan ini Plt. Sekretaris Daerah Aceh Jaya, Juanda, S.Pd.I., M.Pd., , Ketua DPRK Aceh Jaya, Musliadi Z., S.E., Kasdim Aceh Jaya, perwakilan Ketua Majelis Pendidikan Daerah (MPD), Kepala Kantor Kementerian Agama Aceh Jaya, Asisten I Setdakab Aceh Jaya, para Kepala SKPK terkait, Plt. Ketua DWP Aceh jaya serta unsur terkait lainnya. Kehadiran mereka menjadi bentuk dukungan terhadap penguatan budaya literasi di Aceh Jaya.

Bacaan Lainnya

Dalam sambutannya, Bupati Safwandi menegaskan bahwa literasi adalah investasi penting bagi masa depan generasi muda. Menurutnya, pengukuhan Bunda Literasi tidak hanya bersifat simbolis, tetapi merupakan langkah nyata untuk membangun kesadaran membaca sejak dari keluarga.

“Bunda Literasi harus menjadi pelita yang menanamkan cinta baca, nilai moral, dan semangat belajar. Dengan begitu, anak-anak Aceh Jaya akan tumbuh menjadi generasi yang berakhlak, cerdas, dan mencintai ilmu pengetahuan,” ujar Safwandi.

Ia menambahkan, peran Bunda Literasi sangat penting sebagai penggerak dan teladan di tengah masyarakat. Seperti halnya ibu yang menjadi madrasah pertama bagi anak-anaknya, Bunda Literasi diharapkan mampu membimbing dan mengayomi generasi muda Aceh Jaya dengan ilmu, kasih sayang, dan semangat belajar.

Safwandi juga menyinggung pentingnya literasi dalam ajaran Islam, mengingat wahyu pertama yang diterima Rasulullah SAW adalah perintah membaca. “Hal ini menunjukkan bahwa literasi bukan sekadar aktivitas, melainkan fondasi utama dalam membangun peradaban,” tegasnya.

Festival Literasi 2025 diwarnai dengan berbagai kegiatan edukatif dan kreatif. Anak-anak diberi ruang untuk menyalurkan ide, para guru berbagi pengalaman praktik baik, dan masyarakat menunjukkan bahwa membaca serta menulis adalah bagian dari kehidupan sehari-hari.

Bupati berharap festival ini menjadi gerakan berkelanjutan, bukan hanya agenda tahunan. “Festival ini bukan sekadar panggung unjuk karya, tetapi wadah memperkuat tradisi membaca dan menulis. Mari kita bangun Aceh Jaya bukan hanya dengan infrastruktur, tetapi juga dengan ilmu pengetahuan dan budaya literasi,” pungkasnya. (*)

Pos terkait